Latar Belakang Pasca perang delapan tahun dengan Iran dalam Perang Iran-Irak, perekonomian Irak merosot tajam akibat terlilit utang. Satu-sa...

Perang Teluk II: Irak-Kuwait / Operation Desert Storm (1990-1991)


Latar Belakang


Pasca perang delapan tahun dengan Iran dalam Perang Iran-Irak, perekonomian Irak merosot tajam akibat terlilit utang. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah minyak. Kuwait adalah salah satu negara yang memberikan pinjaman biaya perang kepada Irak. Saddam Hussein curiga bahwa timbul gerakan anti-Irak di negar-negara arab. Menteri Luar Negeri Irak menuduh ada konspirasi antara Kuwait dan Uni Emirat Arab dengan pihak Amerika Serikat untuk menurunkan harga minyak. Irak juga menuduh Kuwait mencuri minyak dari ladang Rumaila milik Irak.


Saddam terus mengancam Kuwait atas tuduhan pencurian minyak, bahwa ia akan mengambil tindakan militer. Ketegangan semakin meningkat. Selajutnya diadakan rapat di Jeddah, Arab Saudi. Hasil diskusi Jeddah mengatakan bahwa Irak meminta $10 miliar untuk menutupi pendapatannya yang hilang dari Rumaila. Kuwait menawarkan $9 miliar. Tidak puas akan hal itu, Saddam Hussein langsung memerintahkan invasi ke Kuwait. Kuwait dianggap sebagai wilayah Irak berdasarkan sejarah Kekaisaran Persia. Irak memproklamirkan Kuwait sebagai provinsi ke-17 Irak.


Jalannya Perang


Pada 2 Agustus 1990, pasukan Irak meluncurkan serangan udara ke Kuwait City. Lalu serangan darat dijalankan oleh pasukan Elit Divisi Lapis Baja Garda Republik Irak. Kuwait yang hanya memiliki ribuan pasukan tidak mampu menangkis serangan Irak. Dalam dua hari, Kuwait jatuh ke tangan Irak. Ribuan pengungsi melarikan diri ke Arab Saudi. Beberapa warga Kuwait melakukan perlawanan, tetapi sering mengalami kekalahan akibat tidak memiliki pelatihan.


Serbuan Irak atas Kuwait memicu reaksi internasional. PBB menciptakan resolusi 660 yang mengatakan bahwa invasi Irak terhadap Kuwait merupakan pelanggaran. Liga Arab membuat resolusinya sendiri untuk masalah ini, tetapi Liga Arab pecah akibat Libya, Sudan dan Palestina membela Saddam.


PBB memberikan dua pilihan kepada Irak untuk segera menarik mundur pasukannya dari Kuwait atau dipaksa keluar dengan aksi militer. Karena tak direspons, pada 17 Januari 1991 pasukan koalisi yang dipimpin Ameika Serikat yaitu Operasi Badan Gurun melakukan agresi ke Irak.


Akhir Perang dan Dampak


Tanggal 26 Februari 1991, pasukan Irak mundur dari Kuwait. Irak menerima semua resolusi DK PBB. Selanjutnya Perang Teluk II pun berakhir pada 28 Februari 1991. Presiden George W. Bush mengumumkan gencatan senjata, dan menyatakan bahwa kuwait telah dibebaskan.


Irak meninggalkan Kuwait dengan mengakibtakan kehancuran yang parah di kedua belah pihak. Irak juga mengalami kerusakan infrastruktur, ekonomi, dan hancurnya banyak pesawat tempur, rudal, dan pusat komunikasi Irak. Dengan andilnya Amerika Serikat, peran Amerika Serikat semakin dominan dalam politik Timur Tengah. Perpecahan yang terjadi pada negara-negara Arab akibat perang juga menimbulkan rasa tidak nyaman.

0 komentar: